Sabtu, 21 Januari 2012

Cegah Bocor, Soal UN 2012 Dijanjikan Dijaga Ketat

 
 
PENDIDIKAN
Rabu, 30 November 2011 , 18:17:00

JAKARTA -- Pelaksanaan ujian nasional (UN) 2012 masih lama, namun Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) sudah ancang-ancang agar soal UN tidak bocor. Keamanan distribusi dan penggandanaan soal dijanjkan akan menjadi fokus perhatian. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh menjelaskan, antisipasi kebocoran ini berdasar hasil evaluasi pelaksanaan UN 2011 lalu.

“Perdebatan UN sudah selesai dan tidak perlu diperdebatkan lagi. UN itu tetap harus dijalankan. Persoalannya sekarang bagaimana cara melaksanakan UN dengan baik. Yang harus kita jamin dan diupayakan semaksimal mungkin adalah tijgkat kerahasiaan harus dipastikan. Karena begitu UN bocor berkasnya, itu sudah bukan rahasia lagi,” ungkap Nuh kepada wartawan di Gedung Kemdikbud, Jakarta, Rabu (30/11).

Dalam pengamanan distribusi dan penggandaan soal ini, lanjut Nuh, pemerintah akan tetap bekerjasama dengan universitas serta  pihak TNI  dan Kepolisian. Namun dari sisi distribusi, pemerintah harus tetap bisa memastikan agar tepat waktu, tepat jumlah, dan tepat bahan soal yang akan diujikan.

“Maksudnya, jumlah soal, waktu pelaksanaan dan bahan soal atau mata pelajaran yang diujikan harus benar semua. Kalau tahun kemarin kan terjadi kesalahan soal. Harusnya pelajaran Sejarah ternyata yang dibagikan adalah soal Matematika,” tukasnya.

Nuh mengimbau kepada seluruh panitia pelaksana harus menyediakan opsi antisipasi. Sehingga, kesalahan-kesalahan serupa tak lagi terulang lagi di dalam UN 2012 mendatang. “Misalnya ada lembar soal yang rusak, panitia ataupun pengawas harus sigap mengantisipasinya. Jangan sampai merugikan siswa,” jelasnya.

Sedangkan dari sisi pembobotan nilai, mantan Menkominfo ini menegaskan tidak akan ada  perubahan. Artinya, pembobotan nilai UN tahun 2012 tetap menggunakan 60 persen (UN) dan 40 persen (Ujian Sekolah). Menurutnya, ini untuk memastikan bagaimana nilai rapot itu dijamin dan mencerminkan kemampuan siswa.

“Artinya tidak ada manipulasi. Dengan begitu, maka UN akan memberikan makna kalau itu semua bisa terlaksana. Pemerintah  juga bisa melakukan pemetaan untuk mengukur kualitas sekolah, dan masyarakat bisa mendapatkan informasi kualitas sang anak didik, yakni dengan predikat lulus atau tidak lulus,” paparnya. (cha/pnn)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar