Minggu, 15 Januari 2012

RINDU SETENGAH MATI


RINDU SETENGAH MATI
Suara angin bertiup lembut seakan perlahan berbisik ditelingaku. Hamparan padang rumput yang luas mengantar pikiran khayalanku terbang jauh entah kemana. Sebab itulah disaat aku duduk berteman sepi di atas puncak bukit ini, aku tak tahu entah mengapa bayangan masa kecilku yang begitu suram, sejenak dapat terhapus dalam pikiranku. Seandainya ada seseorang yang dapat mengerti kesunyian hatiku saat ini. Tapi ku sadar mimpi ini takkan pernah menjadi sebuah kenyataan, yang kubuat hanyalah berharap dan terus berharap suatu saat nanti aku dapat menemukan kembali sahabat kecilku yang telah lama tidak ada kabarnya.
            Senja ini, disaat khayalanku telah terbang entah kemana, seolah-olah awan kelabu hadir membangunkan aku. Sejenak ku tersenyum, mengasihi diriku sendiri, meratapi kerinduan hati yang tak berujung ini. Akhirnya kucoba untuk berdiri, menguatkan segala harapanku lalu menarik nafas yang dalam sekali lagi. “Reska! saatnya kita kembali ke rumah,” kataku padanya.
            sore itu, saya melihat seorang gadis yang terkapar di dekat jurang. Aku langsung berinisiatif untuk membawanya ke rumah.
            Seiring dengan waktu, ia sembuh namun hilang ingatan. Aku mulai mengajak dia bermain-main dan mengajaknya curhat.
            “Nama kamu siapa, ya?” katanya padaku.
            “Saya Willy. Saya yang telah menolongmu.” Kataku padanya.
            Hari-hari ia lalui bersama denganku dan ia pun mulai mengingat siapa dirinya sebenarnya. Aku pun curhat sama dia.
            “Firgia…aku mau nanyak nih.” Kataku dengan penuh serius.
            “Bukan…namaku bukan Firgia tapi Ayu”. Sebenarnya aku sudah ingat dua hari yang lalu tapi maaf aku baru mengatakannya sekarang.
            “Oh ya! Syukurlah kalau begitu! Jadi kamu sudah bisa bercerita siapa kamu sebenarnya!” kataku kegirangan. Saya pun menceritakan semua kenangan ketika sewaktu kecil yang sangat pahit. Saya juga menceritakan kenangan pahit kehilangan seorang adik tercinta.
Hari berganti hari. Tanpa sadar, aku teringat dengan adikku dulu. Bahunya pernah teriris pisau tajam sehingga ia membutuhkan waktu yang agak lama untuk disembuhkan. Ya…aku sadar!!! Kayaknya Ayu adalah Gheby, adikku.
            Aku pun menceritakannya semua kepada Ayu. Tiba-tiba bibi datang memegang bahunya Ayu, dan akhirnya bibi yakin dan percaya bahwa Ayu adalah Gheby, adikmu.
            Air mata berlinang-linang. Aku sungguh sangatlah senang dan bahagia. Akhirnya orang yang selama ini aku rindukan kini kembali ada di depanku. Terima kasih Tuhan. Adikku yang telah hilang kini telah kembali.
Aku rindu setengah mati kepadamu…adikku!!!
THE END















BIODATA
            Perkenalkan, saya bernama Wyllmarz Pasangka. Saya berumur 17 tahun. Saya tinggal di Makale, Tana-toraja. Saya bersekolah di SMA Katolik Makale, Jl. Musa No.16 Makale, Tana-toraja.
            Sekian dan terima kasih.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar